Skeptisme Dalam Gerakan AMAN

 


Oleh : Hafi Darmawan
(Ketua Umum PC IMM Dompu)

Dompu baru saja mencatat sejarah baru dalam gerakan sosialnya. Ribuan massa aksi turun ke jalan, memenuhi sudut-sudut kota, membawa semangat perubahan dalam demonstrasi yang diinisiasi oleh Aliansi Masyarakat Anti Narkoba (AMAN). Momentum ini tidak hanya menjadi bukti betapa seriusnya ancaman narkoba di Dompu, tetapi juga menunjukkan kesadaran kolektif masyarakat untuk melawan bahaya laten yang terus mengintai generasi muda. 

Fenomena ini menunjukkan bahwa isu narkoba benar-benar menjadi perhatian serius masyarakat, serta menggambarkan bagaimana ancaman narkoba telah menyentuh banyak aspek kehidupan. Namun, jumlah besar massa aksi ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga memunculkan tantangan baru dalam hal manajemen, konsistensi, dan legitimasi.

Ribuan massa yang turun ke jalan menunjukkan bahwa isu narkoba bukan lagi sekadar masalah individu atau kelompok tertentu, tetapi telah menjadi keprihatinan kolektif. Kehadiran banyak orang mengindikasikan kesadaran yang tinggi akan dampak buruk narkoba terhadap keluarga, ekonomi, hingga generasi muda. Dalam hal ini, aksi tersebut berhasil menciptakan tekanan sosial dan politis yang tidak bisa diabaikan.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa jumlah besar massa sering kali menjadi celah bagi pihak-pihak yang ingin mendistorsi pesan utama aksi. Dalam konteks demonstrasi anti narkoba, pihak-pihak tertentu mungkin mencoba menggiring opini bahwa aksi ini memiliki agenda politik tersembunyi atau sekadar mengejar perhatian media. Oleh karena itu, penting bagi aliansi untuk menjaga fokus dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan tetap konsisten.

Dalam aksi ini tertuang beberapa tuntutan :

  1. Menuntut dan Mendesak Eksekuti dan Legislatif untuk segerah mungkin menetapkan Kabupaten Dompu sebagai kabupaten darurat narkoba.
  2. Menuntut dan mendesak eksekutif dan legislatif untuk segerah membentuk tim terpadu Penanganan Narkoba serta melibatkan Aliansi Aman dalam tim terpadu tersebut.
  3. Menuntut dan mendesak Eksekutif dan Legislatif untuk bersurat/mengeluarkan Rekomendasi untuk mendorong Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapori), Kapolda NTB agar segerah membentuk tim Pencari Fakta untuk memberantas dan mengungkap kasus Narkoba  seterang-terangnya.
  4. Menuntut dan Mendesak Eksekutif dan Legislatif untuk segerah datang kekomisi III DPR RI untuk menyerahkan Informasi-Informasi yang disampaikan oleh Akun Facebook Badai NTB yang menjadi Polemik bagi kehidupan Masyarakat di Daerah ini.
  5. Menuntut dan Mendesak Eksekutif dan Legislatif untuk mendesak Aparat Penegak Hukum untuk memeriksa, menangkap dan menindak dengan Tegas Oknum-Oknum Aparat Penegak Hukum baik yang diduga Menjadi Bandar, Menjadi Pemake juga yang membekingi Bandar-bandar dalam melakukan Penjualan Narkoba.
Dari beberapa tuntutan tersebut timbul skeptis terhadap tuntutan pada point kedua, skeptisisme yang muncul terhadap salah satu poin tuntutan aksi Aliansi Masyarakat Anti Narkoba, yaitu pembentukan tim terpadu penanganan narkoba dengan melibatkan Aliansi AMAN, merupakan kritik yang perlu diperhatikan. Pandangan ini menunjukkan adanya keprihatinan terhadap potensi konflik kepentingan dan kurangnya kejelasan dalam tujuan gerakan tersebut.

Tuntutan agar tim terpadu melibatkan Aliansi AMAN dapat menimbulkan persepsi bahwa aliansi ini memiliki ambisi untuk menjadi bagian dari struktur resmi yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Penulis memandang bahwa pelibatan langsung aliansi dalam tim resmi akan menimbulkan pertanyaan: apakah fokus aliansi masih murni pada advokasi anti-narkoba, ataukah ada motivasi lain seperti mendapatkan kekuasaan atau akses terhadap sumber daya? Kekhawatiran ini relevan jika pelibatan tersebut tidak diatur dengan mekanisme transparan.

Narasi skeptis juga dapat dilihat dari sudut pandang inklusivitas. Dengan hanya menyebut Aliansi AMAN dalam tuntutan, ini dapat dianggap sebagai upaya untuk memonopoli posisi dalam tim terpadu. Padahal, masalah narkoba adalah persoalan multidimensi yang membutuhkan keterlibatan berbagai elemen, termasuk akademisi, aktivis, lembaga agama, dan komunitas lokal lainnya. Kami merasa bahwa tuntutan ini terlalu sempit dan mengesampingkan potensi kontribusi dari kelompok lain yang juga memiliki komitmen terhadap pemberantasan narkoba.

Tuntutan ini juga tidak secara rinci menjelaskan bagaimana tim terpadu ini akan bekerja, siapa yang akan memimpinnya, dan bagaimana mekanisme pelibatan pihak-pihak terkait. Ketidakjelasan ini dapat memunculkan skeptisisme bahwa tim tersebut mungkin menjadi alat politik daripada solusi nyata untuk masalah narkoba. IMM mungkin melihat hal ini sebagai celah untuk eksploitasi kepentingan tertentu, alih-alih fokus pada penanganan narkoba secara holistik.

Skeptisisme terhadap tuntutan ini menunjukkan perlunya refleksi mendalam dari pihak Aliansi AMAN. Kritik ini seharusnya tidak dilihat sebagai serangan, melainkan sebagai masukan berharga untuk memperkuat gerakan. Dengan menanggapi skeptisisme ini secara serius, Aliansi AMAN dapat membangun gerakan yang lebih inklusif, transparan, dan berorientasi pada solusi nyata untuk mengatasi masalah narkoba.

Semoga memang demikian, bahwa skeptisisme ini hanya menjadi keraguan sementara yang nantinya akan terjawab dengan langkah nyata dan i'tikad baik dari seluruh pihak yang terlibat. Kritik dan keraguan ini, sejatinya adalah bentuk perhatian yang konstruktif. Hal ini menandakan bahwa masyarakat, terutama kelompok intelektual, ingin memastikan bahwa setiap gerakan, termasuk demonstrasi ini, benar-benar tulus untuk memperjuangkan kepentingan bersama.

Jika aliansi dan pihak-pihak terkait dapat menjawab keraguan ini dengan transparansi, inklusivitas, dan hasil yang nyata, maka skeptisisme tersebut justru akan menjadi batu loncatan untuk memperkuat legitimasi gerakan. Keberhasilan gerakan ini nantinya akan membuktikan bahwa upaya melibatkan berbagai elemen masyarakat adalah langkah yang benar, bukan sekadar jargon dalam tuntutan.

Semoga aliansi, pemerintah, dan seluruh elemen yang terlibat mampu mengelola momentum ini untuk membangun kepercayaan, melibatkan lebih banyak pihak, dan mencapai solusi nyata dalam memberantas narkoba. Dengan begitu, keraguan akan tergantikan oleh keyakinan dan dukungan penuh dari masyarakat.


Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak