Ahamid (Ketua Cabang PC IMM Kota Mataram) |
Pada tanggal 18 November 1912 M, bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H, bertempat di Kampung Kauman Yogyakarta, Muhammadiyah pertama kali didirikan, sedang pendirinya ialah K.H. Ahmad Dahlan yang sebelumnya bernama Muhammad Darwisi. K.H. Ahmad Dahlan merupakan putra dari khatib dan ulama terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, yaitu Kiai Abu Bakar bin Kiai Sulaiman.
Sejak pertama kali didirikannya pada 1912 sampai dengan hari ini Muhammadiyah telah berpartisipasi aktif dan berperan penting dalam ikut membangun peradaban bangsa di berbagai aspek, terutama dalam bidang sosial dan pendidikan, hal itu dibuktikan dengan adanya balai pengobatan, rumah bersalin, santunan keluarga serta panti asuhan Muhammadiyah, yang pada awal berdirinya diwujudkan dengan keseriusan Muhammadiyah pada bidang sosial yang tergabung dalam Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Kemudian dalam ranah pendidikan Muhammadiyah telah menjadi corong kemajuan peradaban keilmuan di Indonesia, hal demikian dibuktikan dengan dibangunnya banyak lembaga pendidikan hampir di seluruh wilayah Indonesia yang berjumlah total 3.334 mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai universitas.
Kiprah Muhammadiyah dalam ikut andil mengawal peradaban bangsa dapat dilihat terutama ketika para tokoh Muhammadiyah dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, sebut saja seperti K.H. Ahmad Dahlan, hj Siti walidah, Fatmawati Soekarno, ir. Soekarno dan Masih banyak lagi.
Muhammadiyah dengan gerakan inklusivitasnya mampu menempatkan dirinya pada posisi di manapun. Terutama di tempat kelahirannya, Kauman Yogyakarta dengan keadaan masyarakat yang cukup majemuk yang di mana keadaan sosial budaya yang masih sangat anti terhadap perbedaan, namun lewat dakwah humanis yang dibawakan oleh Muhammadiyah dengan pendekatan sosiokultural sehingga Muhammadiyah dapat diterima dengan baik dimanapun Muhammadiyah berada, sehingga Muhammadiyah tersebar luas sampai seantero Nusantara bahkan mendunia.
Sebut saja di bagian timur Indonesia (Papua) yang dengan mayoritas penduduk beragam Kristen, Muhammadiyah datang untuk mencerahkan sebagai misi menghadirkan kemakmuran untuk semua. di Papua, khususnya dalam bidang pendidikan Muhammadiyah memiliki empat perguruan tinggi (PTM), yakni Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Papua dan institut di bulan Muhammadiyah Maumere. Dengan demikian Muhammadiyah tidak hanya dikenal sebagai organisasi dakwah Amar makruf nahi mungkar dikalangan umat islam tetapi juga sebagai pencerah bagi seluruh kalangan tanpa membeda-bedakan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).