Dompu- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Dompu merespon tindakan upaya pembungkaman dan penindasan terhadap para aktivis, yang dimulai dengan ditetapkannya 5 Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Dompu sebagai tersangka. Jumat,17 Mei 2024.
Dompu akhir-akhir ini memang dibanjiri oleh aksi protes untuk mendesak pemerintah daerah agar segera mengambil langkah-langkah konkret dalam persoalan harga jagung. Ditengah gemuruh suara mahasiswa dan petani menyuarakan aspirasi mereka, mahasiswa dihadapkan dengan hukum hingga menimbulkan banyak respon dari aktivis, salah satunya GMNI.
"Kami sangat kecewa terhadap respon pemerintah daerah hari ini, Aktivis yang menyuarakan kepentingan rakyat dibungkam olehnya, Para aktivis yang dilaporkan karna merusak pintu gerbang saat melakukan demonstrasi merupakan bentuk kekecewaannya masa aksi karna sulitnya untuk bertemu dengan pemrintah daerah," kata Farid Sekertaris cabang GMNI
Menurutnya, penangkapan 5 Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Dompu memicu reaksi keras dari berbagai organisasi dan kelompok. Mereka mengecam juga tindakan kepolisian yang dianggap berlebihan dan melanggar hak warga negara untuk menyampaikan pendapat secara damai saat di lapangan.
"Kami keluarga besar GMNI cabang Dompu Berbelasungkawa atas terjadinya penangkapan 5 aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Dompu. Dengan insiden tersebut kami merasa kecewa dengan sikap pemerintah daerah kabupaten Dompu yang telah melaporkan rekan-rekan HMI. ini adalah cara licik pemerintah daerah kabupaten Dompu untuk membungkam suara-suara mahasiswa yang menyampaikan aspirasi masyarakat," lanjutnya
Lebih lanjut menyikapi hal demikian, sekertaris GMNI cabang Dompu sudah berkoordinasi dengan ketua DPD dan DPP GMNI terkait dengan persoalan yang terjadi saat ini.
"Terkait kinerja polres Dompu yang akhir-akhir ini selalu berbenturan dengan mahasiswa dan para aktivis-aktivis gerakan di Dompu kejadian tanggal 18 April juga banyak sekali masa aksi yang terluka akibat tindakan represif dari teman-teman aparat kepolisian polres Dompu, dan Alhamdulillah respon DPD GMNI NTB dan DPP GMNI akan di tindak lanjuti di tingkat Polda NTB dan MABES POLRI," tutur Farid.
GMNI menyampaikan secara tegas kepada pemerintah daerah bahwa mereka akan bersatu dan tetap akan melawan selama dalam koridor yang benar, tidak perlu menakuti kami dengan pagar baja aparat keamanan, sejarah mahasiswa 1966 dan 1998 sebagai acuan spirit mereka untuk terus berjuang kami tetap akan semakin banyak dan akan berlipat ganda untuk melawan penindasan terhadap para aktivis pejuang rakyat.
Tags
Berita