Amin Rais selaku Korlap 2 aksi menyatakan bahwa perjalanan pemerintahan yang hampir mendekati masa akhirnya tidak satupun program unggulan yang terealisasikan terutama pada program kerja unggalannya yakni JARA PASAKA. Dompu pasti akan baik baik saja jika tidak terlepas dari pelaksanaan program yang sesuai janji politik yang digaungkan kepada masyarakat. Dalam demokrasi, pemimpin pemerintahan adalah pengabdi.
Lebih lanjut, Ketua cabang IMM Dompu menambahkan bahwa akhir-akhir ini masyarakat Dompu dilanda oleh
berbagai macam gelompag-gelombang persoalan seperti kenaikan dan kelangkaan
harga gas LPG bersubsidi 3 kg yang membuat rakyat kecil terpaksa harus
mamakai kayu bakar sebagai alternatif.
Kemudian Harga Gas bersubsidi yg berbanding terbalik dengan (HET) keputusan Gubernur NTB Nomor 750/444/2033 yang menetapkan harga Rp 18.000, namun yang terjadi dilapangan justru diluar dari ketetapan pemerintah.
“Kenaikan harga Kebutuhan pokok, ini benar-benar tidak selaras dengan penghasilan masyarakat kabupaten Dompu yg berpenghasilan rendah. Hal, inilah yang membuat masyarakat semakin terpuruk. Harga jagung diturunkan sementara harga kebutuhan pokok dinaikkan, hal inilah yg kemudian membuat masyarakat Dompu resah,” tegasnya.
"Kami berharap Bupati Dompu ada ditengah-tengah keluhan masyarakat akan tetapi tidak adanya Bupati Dompu menandakan bahwa sikap Bupati Dompu tidak pro terhadap rakyat," tegas Ikhwanur Muslimin.
Dikarenakan tidak ada satupun pemerintah baik Bupati, Wakil Bupati hingga SEKDA di kantornya dan diwakili oleh KABAG Ekonomi. Akibat hal tersebut masa aksi dibawah komando korlap 1, mengekspresikan kekecewaannya terhadap pemerintah kabupaten Dompu. Mereka membakar Jagung dan melemparnya kearah KABAG ekonomi dan pihak kepolisan yang berada didepannya lalu meninggalkan titik aksi tanpa meminta tanggapan dari KABAG Ekonomi.
Tags
Berita