Oleh : Ririn Fahrani (Ketua Bidang IMMawati PK IMM Zainuddin Sialla) |
Sesungguhnya perempuan juga memiliki ruang untuk berada dirana publik, agama tak menentang hal tersebut. Namun, realitas yang terjadi saat ini malah membuat perempuan berada dalam posisi termarginalkan dalam tataran sosial, hal ini tentu patut diperhatikan oleh kita semua. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas, humanitas, dan intelektualitas tentu tidak menutup mata melihat urgensi terkait permasalahan ini, sehingga IMM juga tidak menafikkan adanya hak-hak perempuan yang harus diperjuangkan.
Hal inilah yang menjadi tugas yang harus diemban oleh IMMawati. Menyatukan pikiran dan merangkul sesama untuk berada dalam barisan guna mencegah hal-hal yang dapat merusak akhlak, mencegah masuknya ilmu-ilmu yang sengaja dibuat untuk mengkontaminasi semangat kebangkitan muslimah di dunia, serta yang paling penting adalah mencegah hal-hal yang dapat meruntuhkan keimanan seseorang kepada Allah SWT. Sehingga nantinya, kesadaran sebagai seorang muslimah tidak hanya dimiliki secara personal, melainkan mampu menjadikan ketaatan tersebut sebagai milik bersama. Dengan demikian, terbentuklah Islam yang kaffah di muka bumi ini.
Namun, berbicara tentang perubahan tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Ternyata gerak IMMawati saat ini masih belum cukup untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah kurangnya identitas IMMawati pada saat ini seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, yaitu budaya membaca, menulis, dan berkarya sudah cukup jauh hilang dari seorang IMMawati. Padahal, untuk menjawab dan dapat berkontribusi terhadap masalah yang menjadi tantangan dunia sekarang ialah dengan adanya kesadaran bahwa IMMawati dapat melakukan gerakan perubahan dengan ilmu yang dimilikinya.
Sehingga, IMMawati tidak hanya menjadi sebuah gelar belaka, tetapi pergerakan IMMawati juga harus dibuktikan agar tak lagi dipandang sebelah mata, melainkan mampu menjadi pelopor dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan kondisi zaman.
Ditambah lagi realitas ikatan yang terjadi sekarang berbicara lain, ternyata tidak banyak IMMawati yang sadar akan perannya di IMM. Masih ada beberapa diantara mereka yang bimbang dan tak menemukan dunianya dalam berproses.
Hal ini merupakan permasalahan besar bagi ikatan, karena jika dilihat sangat kontradiksi dengan kuantitas IMMawati yang lebih banyak dari pada IMMawan pada hari ini. Itu artinya, seharusnya IMMawati juga memiliki peluang besar untuk berada di level pimpinan dalam struktural. Selain itu, seharusnya dengan jumlah IMMawati yang banyak ini mampu memperkokoh barisan bagi kader untuk melebarkan sayap dalam menjalankan misi dakwah.
Tags
Opini