Hikmah Puasa dan Hal Yang Mengurangi Pahala Puasa

    

Meme Facebook

Puasa adalah menahan makan, minum dan syahwat, sejak keluarnya fajar sadik  hingga keluarnya mega merah. Sehingga kita difokuskan untuk beribadah kepada Allah swt. Puasa memiliki banyak keutamaan dan kemanfaatan bagi kesehatan tubuh dan dampak sosial. Selain itu, puasa juga memiliki beberapa hikmah yang dapat kita resapi filosofinya.

Salah satu hikmah disyariatkan puasa adalah kita merasakan lapar dan haus yang sama dengan saudara kita seluruh umat manusia di dunia, baik orang kaya maupun fakir miskin. Saat berbuka puasa, kita akan merasa bahagia ketika berbuka bertemu makanan dan minuman. Meski hanya sekedar gorengan dan air putih pun dapat menjadikan kita bahagia. Sebuah kebahagian yang sangat sederhana, yakni tercipta dari kelaparan.

Seorang ulama pernah ditanya, apa makan yang paling enak. Dijawab Idamuhu alju’, sangat lapar. Karena ketika engkau lapar, maka makan dan minum apa saja menjadi nikmat. Bahkan makanan yang biasa saja menjadi menantang. Manusia sendiri sehebat apapun ia, kebutuhan primernya yang pertama adalah makan, baru yang lainnya. Dengan berpuasa kita merasa lapar, serta menghormati makanan dan minuman dengan begitu syukur.

Ketika kita berpuasa, melihat makanan yang biasa kita sepelekan setiap hari menjadi spesial semua saat berbuka. Bahkan seteguk air dan sesuap nasi saja menjadi nikmat sekali. Kita sering menghormati makanan itu tahunya setelah kita lapar. Dengan berpuasa sebenarnya kita dilatih bersyukur kepada Allah. Kita turut merasakan betapa sakitnya orang-orang miskin dan kelaparan yang setiap hari kadang tidak menjumpai makanan di rumahnya. Kadang sekedar ketemu makanan sudah eneng sekali. Maka dengan berpuasa kita juga ikut merasakan perasaan mereka.

Dan sebaik-baiknya manusia yang tinggal di masyarakat, bukan karena banyaknya harta, tingginya pangkat sosial, dan dalamnya keilmuan seseorang, melainkan sikap sosial kepada tetangganya dan masyarakatnya. Ia akan tahu jika tetangganya kelaparan, ia akan membagi makanan, jika tetangganya sakit, ia akan memberikan bantuan. 

Nabi Yusuf pernah berpuasa ketika ia menjadi Pejabat Mentri Perekonomian di negara Mesir kala itu. Beliau berkata, ‘‘Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin’’. 

Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami sering memberikan makan kepada orang yang lapar. Seperti yang termaktub di dalam kitabnya Maqashid al-Shaum, hal 16, ia berkata ‘‘Sesungguhnya orang berpuasa, ketika ia merasakan lapar, ia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberikan makan kepada orang yang lapar. "

Jadi hikmah dari rasa lapar ketika berpuasa mempunya dampak positif bagi mental dan spiritual kita, sehingga kita akan lebih peka terhadap fenomena sosial yang ada di masyarakat, dan juga mendekatkan diri kita kepada Allah swt. Itulah hikmah yng bisa kita dapatkan dari rasa lapar ketika berpuasa. Semoga, kita selalu dijadikan oleh Allah swt sebagai hamba yang selalu bersyukur dan qanaah atas segala yang ditakdirkan oleh-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin.

Kemudian hal yang mengurangi pahala berpuasa.

Berbeda dengan ibadah lainnya, puasa Ramadhan merupakan ibadah khusus. Ibadah tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan ibadah dengan ganjaran pahala yang besar. Puasa tidak hanya dituntut menjalankan kewajiban puasa dan mencegah dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Lebih dari itu, puasa harus menjadi momentum untuk meninggalkan maksiat.   

Walaupun dikatakanan bahwa  pahala puasa tak ternilai, Rasulullah tetap mengimbau pada umatnya untuk menghindari perbuatan yang berpotensi menggugurkan pahala puasa. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah yang berbunyi:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش   

Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i). 

Lantas, apa saja hal-hal yang berpotensi merusak pahala puasa? Berikut tiga hal yang dapat menggugurkan pahala puasa.

1. Menggunggunjing Melakukan perbuatan yang dapat menggugurkan pahala puasa seperti menggunjing orang lain, melakukan adu domba, juga berbohong. Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadits berikut:

خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ    

Artinya: “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu” (HR Ad-Dailami).

2. Bersikap riya Ketika seseorang berpuasa dengan tujuan ingin mendapat pujian dari orang lain atau merasa ibadah puasa yang dilakukannya lebih baik dari puasa yang dilakukan orang lain.   

Selain bisa menggugurkan pahala puasa, sifat riya juga tergolong dalam perbuatan syirik. Rasulullah saw bersabda:

ومنْ صَامَ يُرائِي فقد أشرَكَ   

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa namun ia riya, maka dia telah berbuat syirik.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Thabrani).  

3. Berbuka dengan makanan haram Berbuka puasa dengan sesuatu yang haram dapat menjadi penyebab gugur pahalanya. Adapun makanan haram seperti makanan hasil curian atau sesuatu yang dihukumi najis dalam Islam. 

Selain menghilangkan pahala puasa, mengkonsumsi makanan haram juga bisa membuat orang menjadi malas beribadah sehingga akan sangat mudah meninggalkannya (Habib Zain bin Smith, al-Fawaidul Mukhtarah li Saliki Tariqil Akhirah, h. 587)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak