Fenomena dan Tragedi Dam Mila

Suasana Dam Mila pagi hari di bulan Ramadhan
Sumber : Akun Facebook Aqil Sandal Jepit 


Meskipun Dompu tidak memiliki ikon wisata yang jelas dan terurus oleh pemerintah daerah, kita patut mengapresiasi upaya anak muda Dompu dalam membangun trend. Munculnya fenomena dam mila dua tahun belakangan ini harus dimaknai sebagai sesuatu yang positif dan motivasi bagi kita soal pariwisata Dompu yang terbengkalai sejak lama. Sebab, trend ini memberi sinyal bahwa lingkungan yang sejuk dan indah adalah objek wisata yang diidamkan.

Melewati hijaunya tanaman jagung disepanjang jalan menuju dam, tentu menggoda mata untuk tetap melihat di sekitarnya. Bentangan 84,52 hektar genangan air menghembuskan udara segar, sepintas kadang terpantau perahu berlayar membawa para petani menyembarang menuju lahannya. Suasana sunrise yang memanjakan mata berlatar tulisan bendungan mila menjadi menarik sebagai spot foto. Gambaran Ini dapat dibuktikan dalam sebuah wawancara detik.com pada 17 Maret 2024 kepada salah satu pengunjung bahwa alasannya datang ke tempat tersebut sekedar menikmati suasana untuk melihat sunrise, jalan-jalan setelah subuh dan berfoto-foto.

Suasan alam yang tergambarkan di atas merupakan bentuk estetika alam. Lingkungan yang tertata baik akan memberi dampak baik bagi keberlangsungan hidup manusia. Pantaslah puncak dari fenomena dam mila itu muncul di bulan Ramadhan. Saat semua menjalani ibadah puasa, anak muda menjamu batinnya dengan mendekatkan diri pada Allah dan menikmati alam sekitarnya. Rupanya alam memberi sensasi dalam hidupnya untuk sekedar mengawali perjuangan di bulan mulia. Di sisi lain, era disrupsi teknologi memang perangkat penunjang anak muda untuk kreatif, mempromosikan di sosmed lokasi tersebut.
 
Trend dam mila memang bersifat musiman, lirikan anak muda ini tidak dapat dikembangkan menjadi suatu tempat wisata paten yang dikelola dengan baik. Bahkan hanya sebatas toilet saja ketersediaan airnya pun kerap kali mengalami kekurangan. Akhirnya, potensi ini menguap begitu saja di medsos dan hanya sebagai cerita yang terus berulang memuji tempat Indah tak terurus.

Potensi dan tantangan akan tetap datang berdampingan atas fenomena dam mila. Pemerintah sudah segera memikirkan dan menganalisa peluang yang ada serta merencanakan mitigasi dampak dari pengembangan wisata tersebut. Jika layak, maka ini bisa menjadi proyeksi yang dapat memberi nilai tambah di sektor pariwisata dan perekonomian. Namun, jika sebaliknya pemerintah hanya diam saja, ini menunjukkan model pemerintahan yang apatis.
 
Dari sisi keamanan juga kita masih sangat lengah. Baru-baru ini telah viral percecokan anak muda Dompu hingga ada insiden pembacokan yang belum diketahui motifnya. Diduga mereka sama-sama pulang dari dam mila. Pertanyaannya, apakah kita akan menyalahkan sebuah fenomena ini? Barangkali ada yang beranggapan muncul fenomena dam mils menimbulkan keramaian dan terbukanya konflik remaja atau pemuda. Pendapat demikian menurut penulis sangat bisa diterima, yang perlu diingat bahwa setiap perkara pasti ada tantangan. 

Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan eksekutif harus dapat berkoordinasi dengan pihak keamanan melihat kondisi Dompu sekarang. Dalam artian pihak berwajib mempunyai tugas besar untuk menjaga stabilitas keamanan saat adanya sebuah fenomena seperti ini agar tidak adanya ‘Tragedi’ dan konflik berkepanjangan.

Menjadi komplekslah, seandainya dari motif perkelahian itu adalah efek dari penggunaan Narkoba. Sebab kejahatan narkoba memang ironi di daerah Nggahi Rawi Pahu. Dugaan peredarannya bahkan banyak disinyalir dari pihak kuat. Hal semacam ini adalah tragedi besar yang menyebabkan dekadensi moral yang dapat membunuh masa depan generasi. Percayalah kebenaran akan tegak, setiap oknum memelihara tragedi itu akan ikut menelan pil pahit kesengsaraan. Anda boleh melempar bola pimpong ditembok berulang kali, suatu waktu anda juga akan terkena pantulan bola tersebut. Anda boleh berulang kali mengedarkan dengan aman narkoba dan mendapat keuntungan, suatu saat nanti mungkin anak anda sendiri terkena dan akan merusak semua cita-cita anda sebagai orang tua.
 
Sudah sepatutnya, pemerintah dan pihak kepolisian memberi atensi atas perkembangan sosial semacam ini. Baik pada keberlanjutan potensi wisata hingga penataan keamanan dan ketertiban yang kuat. Fenomena dam mila adalah produk anak muda melihat potensi wisata di Dompu. Biarlah mereka tumbuh dan berkembang dengan kreatifitasnya. Diamnya pihak berwenang melihat fenomena ini justru “Tragedi Memilukan”.

Tulisan : M. Agusfian, Ketua Bidang Organisasi PC IMM Dompu Periode 2020-2022
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak