Andi Gunawan S. Sos ( Ketua Cabang IMM Dompu ) |
Mendekati hari Pemilihan Umum (Pemilu) DPRD kabupaten sampai pada tataran paling tinggi negara Indonesia yaitu Presiden, tentunya hal yang paling penting dipersiapkan dan menjadi objek sosialisasi adalah Pemilih, karena Pemilih menjadi objek penting dalam pemilu 2024 ini, tidak akan berjalan sukses pemilu kita di tahun 2024 ini jika pemilih memilih untuk tidak ikut memilih atau golput.
Pemilih menjadi satu dari beberapa bagian aktor penting dalam terlaksananya pemilu, selain penyelenggara, peserta pemilu juga harus menjadi pemilih yang berkualitas. Karna, yang terpilih nanti tentu ditentukan oleh kualitas Pemilih yang akan memilih pemimpin rakyatnya. Pemilih yang cerdas tentu akan memilih dengan cara yang cerdas dan tentunya pemilih yang busuk tentu akan memilih calon pemimpin yang busuk pula.
Semangat serta antusias yang mendorong pemilih untuk mengikuti prosesi pemilihan umum dan memberikan hak suaranya ini tentu ada hal yang mendasar, selain mereka menginginkan pemimpinya lebih baik, juga didasari oleh beberapa hal seperti kontrak politik serta berkelanjutan pada politik transaksional.
Pertarungan pada pemilu 2024 ini, bukan hanya pertarungan politisi semata, melainkan pertarungan antara pemilih cerdas dan pemilih busuk, karena pada pemilu ini kita dihadapkan pada dua karakter pemilih si cerdas dan si busuk.
Istilah yang saya maksud si pemilih busuk ini identik dengan berbagai macam cara seperti politik transaksional, pemahaman yang keliru tentang politik, tawaran materi yang menggiurkan dari politisi sehingga mau memilihnya. Oleh karena itu, untuk menghilangkan pemilih busuk yang disebabkan diatas adalah dengan cara kita melenyapkan politisi busuk terlebih dahulu. Dalam hal ini, berlaku rumus kejahatan yang berujar bahwa kejahatan bukan semata-mata karena ada niat, tapi karena adanya kesempatan yang di sediakan oleh politisi busuk.
Pemilih Cerdas tentu mengedepankan sikap dan perilaku demokratis dalam menghadapi persoalan politik, pemilih cerdas memberikan konstribusi bagi perbaikan tatanan kehidupan masyarakat, kemenangan pemilih cerdas menjadi garansi akan terwujudnya tatanan politik dan demokrasi yang lebih baik, karena pemilih cerdas mampu mempertahankan kepercayaan bahwa dia mampu merubah tatanan politik menjadi lebih baik dengan cara memilih politisi yang baik. Karena pemilih cerdas adalah pemilih yang anti politik transaksional dan lebih rasional dalam mempertimbangkan track record, visi dan program setiap calon yang akan mewakili masyarakatnya.
Harapan besar pada pemilu 2024 ini, pemilu didominasi oleh pemilih cerdas, karena pemilih cerdaslah yang akan mengantarkan mayoritas politisi yang baik. Jika hal demikian mampu terwujud maka harapan terurusnya negara kita dengan baik pasti akan terlaksana dan menjadi kenyataan.